Rudal Rusia Hantam Pusat Kota Ukraina, Tewaskan 23 Orang Termasuk Tiga Anak

- 15 Juli 2022, 20:09 WIB
Pekerja darurat Ukraina dan militer bekerja di lokasi serangan rudal Rusia di pusat kota Vinnytsia/Daily Mail.
Pekerja darurat Ukraina dan militer bekerja di lokasi serangan rudal Rusia di pusat kota Vinnytsia/Daily Mail. /



LENSA LUWU TIMUR - Rudal Rusia hantam pusat kota Ukraina, tewaskan 23 orang termasuk tiga anak.

Momen mengerikan terjadi kala rudal Rusia menghantam pusat kota Vinnytsia Ukraina. Akibat hantaman rudal itu membuat warga Ukraina menyelamatkan diri mencari perlindungan.

Pejalan kaki yang ketakutan terpaksa lari mencari perlindungan ketika pasukan Putin menembakkan rudal Kalibr ke pusat kota yang sibuk. Momen mengerikan itu terekam kamera CCTV yang terpasang di sekitar lokasi ledakan.

Baca Juga: Akui Donetsk dan Luhansk Sebagai Negara, Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Korea Utara

Rudal itu diluncurkan dari kapal selam di Laut Hitam dan jatuh di Vinnytsia sekitar pukul 10.50 waktu setempat. Tak hanya korban tewas, sedikitnya 100 warga terluka.

Rusia bersikeras bahwa serangan itu menargetkan militer Ukraina, selama pertemuan komando angkatan udara dan perwakilan pemasok senjata Barat.

Namun rekaman menunjukkan pengendara sepeda dan pejalan kaki menjalani hari mereka ketika tiba-tiba kekuatan destruktif dari ledakan itu membuat mereka jatuh dari sepeda sementara yang lain meringkuk dan jatuh ke tanah.

Baca Juga: Usai Deklarasikan Pisah Dari Ukraina, Korea Utara Akui Donetsk dan Luhansk Sebagai Negara

Beberapa detik kemudian, bayangan kegelapan yang tidak menyenangkan tiba-tiba melemparkan selubung di alun-alun saat anjing-anjing yang ketakutan melarikan diri dari tempat kejadian.

Orang-orang yang diteror terlihat berlari untuk menghindari serangan yang dilakukan di kota berpenduduk 370.000 orang di pusat negara itu, jauh dari garis depan Donbas.

Rekaman CCTV terpisah menunjukkan seorang pelanggan di sebuah toko ketika rudal Kalibr menyerang. Dia dan asisten toko terlempar ke lantai dan jendela pecah oleh kekuatan serangan roket.

Baca Juga: Viral Listrik Padam Terowongan Mina Telan Banyak Korban Jiwa, Kementerian Agama : Hoaks

Presiden Volodymyr Zelensky menyebut Rusia sebagai negara teroris, mendesak lebih banyak sanksi terhadap Kremlin dan mengatakan jumlah korban tewas di Vinnytsia bisa meningkat.

"Sayangnya, ini bukan angka terakhir. Pembersihan puing-puing terus berlanjut. Puluhan orang dilaporkan hilang. Ada (orang) yang terluka parah di antara mereka yang dirawat di rumah sakit," katanya dalam pidato video.

Rusia menegaskan kembali bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya 'operasi militer khusus' di Ukraina, dan mengatakan serangannya menyerang fasilitas pelatihan militer.

Baca Juga: Krisis Pangan Dunia Kian Memburuk, Rusia, Ukraina dan Turki Bertemu Bahas Kelanjutan Ekspor Gandum

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan Pada saat serangan itu, sebuah pertemuan komando Angkatan Udara Ukraina dengan perwakilan pemasok senjata asing diadakan.

"Pertemuan itu berfokus pada pasokan jet dan senjata serta perbaikan pesawat Ukraina," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Di antara para korban adalah tiga anak-anak, dan serangan itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa serangan lebih lanjut terhadap warga sipil akan segera terjadi, setelah fokus Kremlin pada Donbas.

Baca Juga: 15 Dewan Keamanan PBB Diprediksi Beri Suara Soal Rosulusi Perpanjangan Bantuan untuk Suriah

Rusia telah meningkatkan serangannya terhadap sasaran sipil di Ukraina karena serangannya di timur terhenti setelah perebutan dua kota utama pada akhir Juni dan awal Juli.

Ukraina mengatakan orang-orang Putin mengambil 'jeda operasi' sebelum melanjutkan serangan mereka, tetapi itu tidak menghentikan mereka menghujani kematian dari kejauhan. (***)

Editor: Chaliq Mughni


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini