Dua Sesar Aktif Ancam Luwu Raya, Berikut 5 Tips Menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami

18 Agustus 2022, 13:46 WIB
Ilustrasi gempa bumi. /Pixabay/

LENSA LUWU TIMUR - Badan Meteorologi, Klimatologo dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada akan potensi gempa dan tsunami di Luwu Raya.

Pasalnya ada dua sesar yang menjadi ancaman serius untuk wilayah Luwu Raya, yakni sesar Matano dan Palu Koro.

Sesar Matano dan Palu hingga saat ini, menjadi sesar aktif yang membentang di wilayah Luwu Raya.

Baca Juga: WASPADA! Ini Dua Sesar yang Jadi Ancaman Serius di Luwu Raya, Satu Bikin Merinding

Sesar Palu Koro sendiri, telah menunjukkan ancamannya. Sesar Palu Koro menjadi salah satu penyebab terjadi gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

Menurut BMKG, saat terjadi gempa besar yang memicu tsunami warga hanya mempunyai waktu 10 hingga 30 menit untuk menyelamatkan diri.

Hal inilah yang disebut dengan waktu emas (golden time).

Keputusan dan tindakan yang diambil dalam rentang waktu yang sempit ini akan menjadi penentu hidup dan mati seseorang.

Baca Juga: Bisa Kurangi Hormon Seks, Ini Makanan yang Wajib Dihindari Pria

Berikut lima tips menyelamatkan diri saat terjadi gempa dan tsunami seperti dilansir dari situs Ruang Guru.

1. Membuat tempat berlindung tahan gempa

Jepang adalah salah satu negara yang sering dilanda bencana gempa dan tsunami. Namun, hal ini tidak menghalangi Jepang untuk tetap bangkit dan menjadi negara yang maju seperti sekarang.

Nah, banyak hal yang dapat kita tiru dari Jepang untuk menghadapi bencana, salah satunya membuat bangunan tahan gempa.

Gedung tinggi di kota-kota besar di Jepang dirancang agar dapat bergoyang, bukan terguncang saat gempa melanda. Konstruksi ini menjadikan bangunan lebih aman.

Baca Juga: Rusak HP Bocah 14 Tahun, Cristiano Malah Lakukan Hal Tak Terduga Ini

Selain itu, sebagian wilayah pesisir Jepang juga memiliki tsunami shelter atau tempat berlindung dari tsunami yang juga dirancang tahan gempa. Kawasan lain juga dilindungi dengan pintu banjir yang dirancang bisa menahan arus air dari tsunami.

2. Ketahui cara melakukan evakuasi mandiri

Memanfaatkan waktu emas atau golden time sebaik mungkin adalah hal terpenting yang harus kamu lakukan jika kamu tinggal di wilayah pesisir.

Nah, memiliki pengetahuan yang cukup mengenai evakuasi mandiri akan sangat membantu, lho.

Evakuasi mandiri adalah tindakan evakuasi yang dilakukan tanpa menunggu arahan dari petugas. Saat kamu merasakan gempa yang kuat dan lama, maka kamu harus curiga dan segera lari menjauhi pantai atau bergerak ke daratan yang lebih tinggi.

Baca Juga: Gagal Dapat Adrien Rabiot, Manchester United Kini Lirik Moises Caicdeo

Pelatihan evakuasi mandiri ini harus termasuk penyediaan jalur dan tempat evakuasi yang telah disiapkan pemerintah kepada warga di daerah rawan.

3. Pahami status peringatan dini

BMKG biasanya akan mengeluarkan peringatan dini lima menit setelah gempa terjadi ke wilayah dengan potensi tsunami. Penting untuk kamu memahami status peringatan ini agar dapat segera melakukan evakuasi. Peringatan ini diberikan dalam tiga kategori berbeda, yaitu:

AWAS: Tinggi tsunami diperkirakan lebih dari tiga meter dan warga diminta evakuasi segera. Pemerintah daerah setempat harus menyediakan informasi jelas mengenai jalur dan tempat evakuasi terdekat.

Baca Juga: Pekik Merdekarst! Terdengar dari Gua Sigugula Klapanunggal, Bendera Merah Putih Berkibar di HUT RI ke 77

SIAGA: Tinggi tsunami diperkirakan ada dikisaran 0,5 meter hingga tiga meter. Pemerintah diharapkan dapat mengerahkan warga untuk evakuasi.

WASPADA: Tinggi tsunami kurang dari 0,5 meter. Walau kecil, warga tetap diminta untuk menjauhi pantai atau sungai.

4. Tetap tertib dan tidak melebih-lebihkan keadaan

Saat terjadi bencana, jangan melebih-lebihkan kondisi bencana seperti membuat video berisikan tangisan atau komentar yang menyalahkan pemerintah, apalagi menyebarkan foto kondisi korban di media sosial.

Sebarkanlah tips seputar mengatasi bencana, peringatan pemerintah, nomor telepon penting call center, atau update terkini kondisi bencana.

Untuk kamu yang berada di daerah bencana, dianjurkan untuk tetap tertib. Janganlah bertindak semena-mena karena hal ini hanya akan membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Baca Juga: Jadwal Liga 1 Pekan Kelima: PSIS vs Persik jadi Pembuka, Arema Siap Jajal GBH

Jangan membuat kericuhan saat proses pembagian bantuan dan tingkatkan solidaritas serta gotong royong.

5. Mengembangkan sistem pemantau agar selalu siap menghadapi bencana

Kembali mencontoh dari Jepang yang memiliki sejarah gempa yang panjang, mereka telah mempersiapkan sistem respon, prasarana, dan warganya untuk siap menghadapi potensi bencana.

Pemerintah Jepang melakukan investasi besar-besaran untuk mengembangkan sistem pemantau.

Melalui Badan Meteorologi Jepang (JMA), Jepang mempunyai sistem yang dapat mengirimkan peringatan tsunami dalam waktu tiga menit dari gempa bumi terjadi.

Baca Juga: Tes Psikologi : Temukan Jumlah Kesalahan Pada Gambar, Jawabanmu Ungkap Karakter Kamu

Mereka juga mempunyai sistem pengeras suara untuk menyiarkan informasi darurat kepada warga. Untuk di daerah pedesaan, warga juga diberikan radio oleh pemerintah agar dapat menerima perintah mengungsi.

Kesiapan dalam menghadapi gempa juga telah menjadi bahan latihan untuk anak usia sekolah.

Demikian lima tips menghadapi gempa dan tsunami, semoga bermanfaat.***

Editor: Hamka Andi Tadda

Tags

Terkini

Terpopuler